Marine Diving Club

Home Blog Informasi MDC PSHT Foto Bisnisku Hubungi Saya Links Bisnis Motivasi Kesehatan Humor Asmara Seks

Tentang MDC

Marine Diving Club (MDC) merupakan salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang berada di bawah naungan Himpunan Mahasiswa Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro Semarang.

Perkembangan organisasi Marine Diving Club (MDC) di jurusan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro Semarang diawali dengan kesadaran bahwa ketrampilan selam bagi mahasiswa Ilmu Kelautan adalah penting dan sangat menunjang aktivitas di bidang kelautan. Dengan bekal ketrampilan selam diharapkan mahasiswa Ilmu Kelautan akan lebih mengenal karakter laut secara langsung melalui kegiatan penyelaman. Dimana hal ini akan berguna bagi perkembangan kelautan di kemudian hari.

Sejak diusulkan berdiri sebagai suatu kelompok selam yang dikhususkan bagi kalangan mahasiswa Ilmu Kelautan Undip yang diberi nama Marine Diving Club (MDC) Jurusan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro dan diakui secara de facto dan langsung dikoordinasi oleh Keluarga Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Kelautan (sekarang Himpunan Mahasiswa Ilmu Kelautan). MDC terus berbenah diri dalam struktur organisasinya. Pada masa kepengurusan Himpunan Mahasiswa Ilmu Kelautan periode 1991/1992, MDC secara resmi diterima sebagai salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di dalam Himpunan Mahasiswa Ilmu Kelautan. Keberadaan klub ini kemudian disahkan dengan SK Dekan No. 1/80/jo 7.I.36/KM/2000. Mulai dari ketuanya yang pertama yaitu Agus Trianto (sekarang staf dosen Ilmu Kelautan Undip) hingga ketua yang sekarang, Achmad Mustofa, MDC telah mengadakan dan aktif terlibat dalam berbagai kegiatan mulai dari skala univesitas hingga nasional, bahkan internasional.

 

Visi dan Misi

Visi:

Menumbuhkan dan mengembangkan olah raga selam guna mendukung ilmu pengetahuan yang berbasis kelautan.

Misi:

1. Mengembangkan olah raga selam di kalangan mahasiswa Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro

2. Menciptakan dan mengusahakan berbagai bentuk kegiatan baik yang bersifat olah raga maupun ilmiah serta usaha – usaha yang mengarah pada konservasi sumber daya laut.

 

Sejarah Singkat

Gagasan Munculnya MDC

Awal mula gagasan berdirinya MDC yaitu sebagai wadah mahasiswa yang berkeinginan dan mau belajar menjadi orang laut dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan-kepentingan politik yang pada saat itu berusaha menghambat berdirinya ITK (nama almamater pada saat itu). Akan tetapi pembentukan MDC sebagai usaha pengembangan unit olah raga air, pada tahun 1990 masih sekedar wacana saja, sebab pada saat itu belum ada senat bahkan belum ada fakultas.

Wacana ini mulai mengkristal pada tahun 1991 ketika Nawanto sebagai ketua senat I. Wacana ini muncul karena kepedulian dari mahasiswa ITK yang menjadi anggota UKSA 387. Organisasi ini merupakan unit kegiatan selam yang berada di tingkat universitas, yang pada saat itu memiliki jumlah anggota yang cukup banyak (90% ITK).

MDC dibangun dari nol, hanya bermodalkan semangat dan tenaga saja. Cita-citanya agar semua mahasiswa ITK punya kesempatan yang sama untuk mendapatkan ketrampilan menyelam, tidak hanya ‘melulu’ teori dan teori kelautan.

Kegiatan yang Merintis Berdirinya MDC

Berangkat dari situ, para mahasiswa yang memiliki rasa peduli tersebut mencoba bersatu menyalurkan minat dan cita-cita agar bisa menyelam. Akhirnya terjadi kesepakatan untuk melaksanakan ekspedisi ke Karimunjawa, sekaligus ujian sertifikasi massal pertama untuk mahasiswa ITK pada tanggal 11-16 Maret 1991. Ekspedisi ‘91 tersebut didampingi oleh 3 orang dosen yaitu Bp Agus Indarjo, Bp Ibnu Pratikto dan Bp Agus Sabdono. Instruktur untuk kegiatan sertifikasi tersebut yaitu Manangar Simanjuntak berasal dari Jakarta. Kurang lebih 20 orang mengikuti sertifikasi tersebut, sebagian bahkan tanpa modal bisa berenang sama sekali, atau baru coba-coba untuk menyelam 1-2 kali di Kolam renang Karangrejo, tetapi karena ‘pertemanan’ mereka bisa berangkat juga. Hasil kegiatan sertifikasi tersebut 15 orang mendapat A2, 2 orang mengambil A3, 2 orang mendapat A1 dan 1 orang tidak lulus.

Terbentuknya MDC

Berawal dari kegiatan tersebut angkatan 1988 dan 1989 bersepakat untuk mulai membicarakan dibentuknya unit selam khusus ITK. Kemudian mahasiswa ITK ‘88 dan ‘89 yang sejak awal peduli terhadap pengembangan unit olah raga air atau kegiatan selam di ITK sepakat mengundurkan diri dari UKSA 387 dan membentuk kelompok paguyuban selam, sebagai langkah awal yang nantinya merintis berdirinya Marine Diving Club.

Pada saat dibentuk, paguyuban selam tersebut belum membentuk struktur kepengurusan, sebab mereka belum mempunyai apa-apa dan hanya bermodalkan semangat. Paguyuban selam saat itu belum memiliki alat ataupun anggaran, namun dalam perkembangannya dukungan mulai berdatangan dari para dosen, bahkan mendapatkan bantuan alat.

Setelah berjalan beberapa waktu maka dibentuklah struktur kepengurusan yang dinahkodai oleh Agus Trianto ‘88 dan diteruskan oleh Andreas Muljadi ‘89. Sebagian besar angkatan ‘88 pada waktu itu sepakat tidak terjun sebagai pengurus karena kesibukan KKN dan sebagian sudah mulai menyusun skripsi. Akhirnya pada masa kepengurusan yang pertama itulah paguyuban selam berubah menjadi Marine Diving Club (MDC).

MDC Black Horse Hunter

Guestbook

Kegiatan

Recruitment MDC

Suatu organisasi akan dapat mempertahankan eksistensinya apabila ada suatu regenerasi yang berkelanjutan. Kesuksesan suatu organisasi bahkan dipengaruhi oleh kesuksesan proses rekruitmennya. Andhika Putra Permana, seorang Badan Pengawas Marine Diving Club, pada suatu kesempatan mengatakan bahwa recruitmen penting demi kelanjutan Marine Diving Club, pembaharuan-pembaharuan perlu diadakan demi penyegaran dalam organisasi untuk menyongsong era baru yang lebih baik. Dalam proses rekruitmen Marine Diving Club selalu diutamakan calon anggota yang memiliki dedikasi dan loyalitas yang tinggi terhadap organisasi. “Percuma saja seorang anggota yang memiliki keahlian selam tinggi dan kemampuan otak yang jenius namun tidak memiliki loyalitas dan dedikasi kepada organisasi, ke depannya tidak akan berguna bagi organisasi namun hanya akan menjadi benalu saja”, tambah Mustofa sebagai Ketua Umum Marine Diving Club periode 2007-2008. Proses rekruitmen MDC memiliki memiliki jangka waktu yang bisa dikatakan cukup lama, hal ini dikarenakan untuk menguji kebertahanan calon anggota baru dalam menyongsong proses rekruitmen, mampukah mereka melewati proses rekrutmen tersebut. “Sebenarnya yang diutamakan adalah niat dari calon anggota baru untuk masuk menjadi anggota MDC”. Selain itu, banyak juga yang mengatakan masuk MDC itu susah, namun pada prinsipnya, MDC ingin mencetak anggota baru yang berkualitas dan berkompeten dalam berorganisasi di MDC, dan secara organisasi MDC sadar bahwa hal itu didapat bukan dengan instant, melainkan dengan suatu proses yang membutuhkan waktu. “Susah tidaknya masuk MDC tergantung niat dari calon anggota, dan kalo belum dicoba siapa tahu?”, tambah Mustofa.

 

Corallium

Ekspedisi Corallium diadakan sebagai wujud nyata peran serta Marine Diving Club dalam upaya konservasi terhadap Kepulauan Karimunjawa. Saat ini Kep. Karimunjawa diketahui memiliki potensi pariwisata yang semakin meningkat. Pada satu sisi, kondisi ini akan meningkatkan income dari penduduk sekitar, namun pada sisi lain, meningkatnya kondisi ini justru menimbulkan ancaman bagi kondisi alam Karimunjawa, seperti kerusakan terumbu karang. Berkaitan dengan hal tersebut, MDC menunjukkan kepeduliannya dengan mengadakan ekspedisi ini. Selain data yang diambil dapat dipergunakan oleh Pemerintah dalam pengambilan kebijakan pengelolaan (Area Management) juga membeikan kesimpulan mengenai kondisi beberapa titik di Kep. Karimunjawa. Data diperoleh dengan menggunakan metode Line Intersept Transect (LIT), sebuah metode pengambilan data dengan menggelar transek sepanjang 100 meter sejajar dengan garis pantai. Dalam metode ini digunakan 2 kedalaman, 3 meter untuk mewakili perairan dangkal dengan kondisi kerapatan karang yang beragam, dan 10 meter untuk mewakili perairan dalam dengan beragam variasi rapatan dan jenis terumbu karang. Dalam kegiatan ini, MDC senantiasa mengadakan hubungan kerjasama dengan berbagai relasi, misalnya Pemkab Jepara yang dalam hal ini sangat antusias dalam memberikan dukungan pada MDC perihal kegiatan ini karena menganggap kegiatan ini sangat positif demi memantau kondisi Karimunjawa melalui penyediaan data yang berkesinambungan.

Reef Check

Reef Check merupakan suatu jaringan pemantauan terumbu karang yang ada di seluruh dunia dengan pusat di California, Amerika. Metode yang digunakan dalam Reef Check merupakan metode yang sederhana namun dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Metode point transect yang digunakan memudahkan para pengambil data, orang awam sekalipun, untuk turut serta menjadi relawan (volunteer) dalam kegiatan ini. Kegiatan ini juga memiliki tujuan untuk membangkitkan awareness masyarakat mengenai pentingnya menjaga terumbu karang bagi kehidupan manusia. Jaringan pemantauan ini memiliki data base mengenai karang dan berbagai macam indikator lain yang ada di dalamnya dari berbagai belahan dunia. Termasuk didalamnya Indonesia. Di Indonesia, Reef Check dilaksanakan di bawah koordinasi Jaringan Kerja Reef Check Indonesia (JKRI). Reef Check pertama kali diadakan pada tahun 1997 dengan mengambil tempat di Karimunjawa. MDC semenjak tahun 1999 dipercaya menjadi koordinator Reef Check untuk pelaksanaan di Karimunjawa. Pencapaian MDC hingga 1 dekade pelaksanaan Reef Check diantaranya, berhasil meng-compile data Reef Check Indonesia, memvariasikan kegiatan Reef Check dengan pembuatan rekor MURI ”Underwater Chess Competition”, Coastal Clean Up, dan yang paling baru adalah pelaksanaan Reef Check dan Jambore Selam Nasional tahun 2007. Dalam kegiatan ini MDC senantiasa melibatkan masyarakat umum untuk keefektifitasan hasil yang dicapai sekaligus penyadaran pada masyarakat secara langsung.

Ekspedisi

Dewasa ini banyak diketahui berbagai macam tempat untuk titik penyelaman (Dive Site) baru yang belum banyak diketahui oleh kalangan umum terutama yang aktif berkecimpung dalam dunia selam. Tempat tersebut tersebar di seluruh Indonesia. Marine Diving Club (MDC) mengadakan kegiatan ekspedisi sebagai study banding kondisi terumbu karang dan ikan karang serta berbagai indikator lain dari berbagai tempat yang berbeda. Kegiatan ini melibatkan angota MDC secara penuh dan mengambil tempat yang baru (belum pernah dikunjungi oleh MDC sebelumnya). Berbagai tempat tersebut diantaranya Lombok, Bali, Raja Ampat Papua, dan Taka Bonerate. Kegiatan ini juga berfungsi untuk menambah jaringan kerja yang dimiliki MDC dalam dunia selam dan mampu menambah wawasan yang dimiliki oleh anggota dalam kaitannya untuk memajukan MDC secara organisasi. Dalam pelaksanaannya MDC bekerjasama dengan Pemerintah Daerah setempat, maupun LSM-LSM yang bergerak dalam konservasi lingkungan pada daerah tersebut (misalnya CI (Conservation Indonesia) pada akhir kegiatan ini MDC senantiasa memberikan laporan yang terkait dengan kondisi dari tempat yang telah dilihat guna penanganan lebih jauh.

 

Sertifikasi Selam MDC

Bagi para penyelam, adanya sertifikat selam menunjukkan tingkat kemampuan selam yang mereka miliki, sekaligus sertifikat selam tersebut merupakan legalitas mereka dalam menyelam. Karena kita ketahui bahwa pada beberapa tempat penyelaman, kebanyakan para penyelam harus bisa menunjukkan tingkat sertifikasi selamnya sehingga diketahui kemampuan selamnya dan penanganan yang dibutuhkan. Dalam kegiatan sertifikasi ini, MDC selalu mengadakan kerjasama dengan pihak POSSI Pengda Jateng dengan instruktur Sutopo. Versi sertifikatnya adalah CMAS Perancis. Rangkaian kegiatan sertifikasi sendiri meliputi Pendidikan Akademis Penyelaman (PAP), Latihan Ketrampilan Kolam (LKK) dan Latihan Perairan Terbuka (LPT). Pada acara PAP, para peserta akan dibekali pengetahuan dan segala teknik tentang selam sehingga diharapkan akan mendapatkan bekal menuju LKK. Materi tersebut diantaranya pengetahuan dasar selam, pengenalan alat selam, teknik entry, dive table, dan rescue. Pada acara LKK, para peserta akan mengaplikasikan semua materi yang didapat pada PAP di kolam. Peserta dapat menggunakan SCUBA dalam rangka pengenalan dan pembiasaan dalam pemakaian alat. Peserta akan dibawa ke Latihan Perairan Terbuka apabila dirasa kemampuan mereka telah cukup untuk dibawa ke laut. Instruktur yang lebih mengetahui perihal tersebut. MDC biasa mengadakan LPT di Teluk Awur Jepara. Tingkat sertifikasi yang dapat diambil adalah One Star, Two Star, Three Star, dan Keahlian. Segala informasi yang berkaitan dengan harga atau pendaftaran dapat menghubungi Huda (0813 2642 0090), Andre (0813 2628 2249), Ayu (0813 9032 7666) atau Sekretariat MDC.

 

Ekspo MDC

Kegiatan ini dilaksanakan oleh MDC dalam rangka pendekatan kepada masyarakat kampus. Terutama dalam lingkup jurusan Kelautan FPIK UNDIP. Hal-hal yang ditampilkan dalam ekspo ini berkaitan dengan kegiatan yang telah dilaksanakan oleh MDC selama beberapa periode, pencapaian-pencapaian yang diperoleh, seminar mengenai hasil kegiatan, dan peragaan alat selam. Tidak ketinggalan juga foto dan video hasil dokumentasi MDC dapat juga disaksikan. Namun tidak jarang pula, panitia biasa memvariasikan dengan kegiatan musik maupun berbagai bentuk kegiatan laian yang menarik. Dalam kegiatan ini juga dijual mercahandise selam asli karya MDC. Tak jarang untuk aksi sosial, MDC mengadakan kerjasama dengan Palang Merah Indonesia untuk mengadakan donor darah.